Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha
Konghucu
A. Pendahuluan
Budaya religius merupakan salah satu metode pendidikan nilai yang
komprehensif karena dalam perwujudannya terdapat inkulnasi nilai, pemberian
teladan, dan penyiapan generasi muda agar dapat mandiri dengan mengajarkan
dan memfasilitasi pembuatan-pembuatan keputusan moral secara bertanggung
jawab dan keterampilan hidup yang lain.Maka dari itu, dapat dikatakan mewujudkan budaya religius di sekolah merupakan salah satu upaya untuk
menginternalisasikan nilai keagamaan ke dalam diri peserta didik. Selain itu, hal
itu menunukkan fungsi sekolah, sebagaimana diungkapkan Abdul Latif.
B. Pembahasan
1. Agama dan Budaya
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem
budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan
tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan
sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau
menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka
tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum
agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar
4.200 agama di dunia.
2. Interpretasi Agama dalam Budaya
Interpretasi tentang agama dan budaya tidak hanya sekedar meilhat
defenisi agama dan budaya, bila hal tersebut terjadi adalah hal yang salah karena
pemaknaan agama dan budaya dilihat dari sudut pandang pemahaman
keilmuan tentang agama dan budaya itu sendiri dan menghidupkannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai hal yang terkadang parsialitik atau integralistik.
Pemahaman bahwa Agama Islam disebut Din dan Al-Din , sebagai
lembaga Ilahi untuk memimpin manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia
dan akhirat adalah hal yang benar tetapi harus dihidupkan dalam kegiatan
kehidupan sehari-hari. Secara fenomenologis. Agama Islam dapat dipandang ini membuat agama berkonotasi kata benda sebab agama dipandang
sebagai himpunan doktrin
3. Budaya Agama (Menghidupkan Integralisk: sekolah/madrasah)
Lingkungan dan iklim keagamaan di lingkungan madrasah dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk. Dirjen Binbagais Depag RI menjelskan
bahwa iklim keagamaan sebagai ciri khas pendidikan dasar dan menengah saat
di wujudkan dengan cara. Menciptakan uasana kehidupan madrasah yang
agamis, Adanya sarana ibadah, Penggunaan metode pendekatan yang agamis
dalam penyajian bahan pelajaran bagi setiap mata pelajaran yang
memungkinkan, Kualifiksi guru, yaitu guru harus beragama Islam dan beraklah
mulia
Faktor-faktor yang mendukung dalam membentuk budaya organisasi
yang Islami menurut Hasan antara lain sebagai berikut:
a) Organisasi
Diperlukan suatu struktur organisasi yang mampu menamin penerapan
budaya yang Islami di dalam organisasi yang terdiri atas sebagai berikut.
Pertama, penanggung jawab program. Kedua, sebagai tim pengarah yang
terdiri atas pimpinan lapisan kedua atau sesuai dengan kondisi. Ketiga,
tim fasilitator yang terdiri atas unsur pimpinan atau orang lain yang
mampu dan berminat besar untuk melakukan tugas tersebut. Keempat,
kelompok budaya yang terdiri dari atas karyawan langsung terkait dalam
status pekerjaan dalam arti bisa satu jenis pekerjaan dalam arti bisa satu
enis pekerjaan dalam arti bisa satu jenis pekerjaan, satu naungan
koordinasi, dan sebagainya
b) Komitmen pimpinan tertinggi
Salah satu kunci keberhasilan dari program ialah adanya komitmen
langsung dari pimpinan puncak yang diimplementasikan baik melalui
sikap dan perilaku sehari-hari. Pimpinan herus memberikan contoh dan
suri teladan kepada bawahannya dan berupaya terus-menerus untuk
menjadikannya sebagai upaya pembentukan budaya yang baik.
c) Komunikasi
Dalam melaksankan program ini, keterampilan komunikasi merupakan
faktor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif agar
nilainilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi.
Keberhasilan proses berdasarkan pada tingkat interaksi individu yang
terkait sehingga tempat tingkat kepercayaan, semakin baik kualitas
kepercayaannya, semakin baik kualitas kera samanya. Kondisi semacam
ini harus semakin dapat terwujud agar tingkat sinergi bisa tercapai
sehingga hasil (out put) program menjadi emakin berkualitas.
d) Motivasi
Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih
kesuksesan suatu proses kerja karena memilki unsur pendorong untuk
melakukan pekerjaannya sendiri maupun kelompok. Suatu dorongan
dapat berasal dari dalam diri sendiri, yaitu berupa kesadaran diri untuk
bekerja lebih baik atau memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan
berbagai macam alasan yang baik dan luhur. Akan tetapi, tidak semua
orang mempunyai dorongan yang positif dengan mudah. Ada kalanya
mereka membutuhkan orang lain yang berperan sebagai motivator.
e) Lingkungan kerja
Lingkungan kera kondusif dapat mendukung terciptanya budaya
organisasi yang baik, seperti tantangan, keterlibatan, kesungguhan,
kebebasan mengambil keputusan, tersedinya waktu untuk ide-ide baru,
tinggi rendahnya tingkat konflik, keterlibatan dalam tukar pendapat,
suasana yang santai, tingkat saling percaya, dan keterbukaan. Dengan
dimensi lingkungan kera seperti tersebut, akan memberi peluang semua
unsur manajemen dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Konflik yang
terjadi di lingkungan kerja kerap kali berpengaruh besar terhadap kinerja
No comments:
Post a Comment